SANTRI 212
PLACE TO LEARN TO KNOW ALLAH WITH ALL PROPERTIES
Kamis, 27 November 2014
Selasa, 15 April 2014
Nasehat Solihin mengenai Hati
"Hati dan jasad adalah seperti seorang tuna netra ( orang buta ) dan seorang lumpuh memasuki sebuah kebun. Si lumpuh berkata kepada sang tuna netra, "Aku bisa melihat buah-buahan yang ada di kebun ini tetapi tidak dapat memetiknya, karena aku lumpuh. Kau tidak dapat melihatnya, tetapi kau tidak lumpuh. Gendonglah aku." Sang tuna netra menggendong si lumpuh, dan memetik buah-buahan tersebut, kemudian mereka memakannya.
Ruh dan jasad bekerja sama untuk berbuat maksiat kepada Allah swt, maka keduanya layak mendapat siksa."
( Sayyidina Salman Al-Farisi )
“Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemuliaan dan orang yang suka dendam, akan mati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan adalah merupakan martabat yang tinggi.” ( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )
“Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu, maka lidah akan berperan sebagai pemberi kabar cabangnya.”
( Imam Syafi’i )
"Doa' kalian tidak terkabul karena hati kalian telah mati, dan penyebab matinya hati kalian adalah sepuluh Hal : 1. Kalian mengenal Allah swt, tetapi tidak memenuhi hak-haknya.
2. Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah saw, tetapi tidak mengikuti sunah-sunahnya.
3. Kalian membaca Al-Qur'an , tetapi tidak mengamalkan isinya.
4. Kalian menikmati berbagai karunia Allah swt, tetapi tidak bersyukur kepadanya.
5. Kalian nyatakan setan sebagai musuh, tetapi tidak menentangnya.
6. Kalian nyatakan surga itu benar-benar ada, tetapi tidak beramal untuk memperolehnya.
7. Kalian nyatakan neraka itu ada, tetapi tidak berusaha untuk menghindarinya.
8. Kalian nyatakan kematian itu pasti datang, tetapi tidak bersiap-siap untuk menyambutnya.
9. Sejak bangun tidur kalian sibuk meneliti dan memperbincangkan aib ( keburukan ) orang lain dan melupakan aib ( keburukan ) kalian sendiri.
10. Kalian kuburkan mereka yang meninggal di antara kalian, tetapi tidak pernah memetik pelajaran darinya.
( Syekh Ibrahim bin Adham )
“Sedikit amal dari hati menyamai amal seluruh manusia dan jin.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )
“Hendaknya kalian senantiasa menghadirkan hati kalian kepada Allah SWT dan hendaknya kalian bertawakal kepadanya sepenuh hati, sebab Allah SWT mengetahui di manapun kalian berada.”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )
"Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?
Kamu gunakan masa sehatmu untuk bermaksiat kepada Allah swt, maka nilaimu adalah seperti burung pemakan bangkai yang terbang berkeliling mencari bangkai, dimana pun ia dapatkan, maka ia segera mendarat.
Jadilah seperti tawon, kecil tetapi memiliki cita-cita yang mulia. Ia hisap wewangian dan ia produksi madu yang enak.
Engkau sudah terlalu lama bergelimang kemaksiatan, kini terjunlah ke dalam hal-hal yang dicintai Allah 'Azza wa Jalla.
Telah kujelaskan hakikat permasahan ini kepadamu, tetapi orang yang lalai tidak akan sadar meskipun memperoleh berbagai rencana. Sebab wanita yang kurang waras akalnya ketika putranya mati, ia justru tertawa. Begitu pula dirimu, engkau tinggalkan shalat malam, puasa sunah dan berbagai amal shaleh lain yang dapat kau kerjakan dengan seluruh anggota tubuhmu, tetapi tidak sedikitpun engkau merasa sakit. Kelalaian telah membunuh hatimu. Orang hidup akan merasa sakit ketika tertusuk jarum, akan tetapi, sesosok mayat tidak akan merasa sakit meskipun tubuhnya di potong-potong dengan sebilah pedang. Saat ini hatimu sedang mati, karena itu duduklah di majelis yang penuh hikmah,sebab, di dalamnya terdapat hembusan karunia dari surga. Hembusan karunia itu dapat kamu temukan di rumahmu, di perjalananmu. Jangan tinggalkan majelis hikmah ( majelis ilmu ), andaikata dirimu masih melakukan banyak maksiat, jangan berkata : Apa manfaatnya aku datang ke majelis ilmu, sedangkan aku senantiasa bermaksiat dan tidak mampu meninggalkannya.
Akan tetapi, lepaskan busur panahmu selalu, jika hari ini tidak tepat sasaran, bisa jadi besok tepat sasaran."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )
"Jika ingin membersihkan air maka akan kau singkirkan segala hal yang dapat mengotorinya. Anggota tubuhmu ini seperti selokan-selokan yang bermuara ke hati. Karena itu jangan kau alirkan kotoran ke dalam hatimu, seperti pergunjingan, pengadu dombaan, ucapan yang buruk, pandangan yang haram dan lain sebagainya. Hati akan bercahaya dengan memakan makanan halal, berdzikir, membaca Al-Qur'an dan menjaga mata dari pandangan yang tidak mendatangkan pahala, pandangan yang kurang disukai agama dan pandangan yang haram. Jangan biarkan matamu memandang sesuatu, kecuali jika pandangan itu menambah ilmu dan hikmahmu."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )
“Jika seorang hamba memedulikan penyakit hati seperti penyakit badan, niscaya mereka akan mendapatkan tabib di hadapan mereka. Tetapi, sedikit sekali yang membahas masalah ini, karena mereka telah dikuasai nafsu dan akal.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )
“Hati yang bersih siap menerima karunia-karunia Allah swt. Sedang hati yang kotor tidak dapat menampung karunia Allah swt.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Hati manusia seperti Baitul Ma’mur. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang thawaf mengelilinginya hingga hari kiamat. Dalam 24 jam hati 70.000 bisikan dan setiap bisikan dipegang oleh seorang malaikat.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
"Ketahuilah bahwa Allah swt akan memberikan kepada hambanya segala apa yang dipanjatkan sesuai dengan niatnya. Menurut saya Allah swt niscaya akan mendatangkan segala nikmat-Nya di muka dunia, dengan cara terlebih dahulu Dia titipkan di dalam hati hamba-Nya yang berhati bersih. Untuk itu kemudian dibagi-bagikan kepada hamba-Nya yang lain. Amal seorang hamba tidak akan naik dan diterima Allah swt kecuali dari hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku, seorang hamba belum dikatakan sebagai hamba Allah swt yang sejati jika belum membersihkan hatinya!“
( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )
"Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, hati yang ada di dalam ini ( sambil menunjuk ke dada beliau ) seperti rumah, jika dihuni oleh orang yang pandai merawatnya dengan baik, maka akan nampak nyaman dan hidup; namun jika tidak dihuni atau dihuni oleh orang yang tidak dapat merawatnya, maka rumah itu akan rusak dan tak terawat. Dzikir dan ketaatan kepada Allah swt merupakan penghuni hati, sedangkan kelalaian dan maksiat adalah perusak hati.“
( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )
"Hati dan jasad adalah seperti seorang tuna netra ( orang buta ) dan seorang lumpuh memasuki sebuah kebun. Si lumpuh berkata kepada sang tuna netra, "Aku bisa melihat buah-buahan yang ada di kebun ini tetapi tidak dapat memetiknya, karena aku lumpuh. Kau tidak dapat melihatnya, tetapi kau tidak lumpuh. Gendonglah aku." Sang tuna netra menggendong si lumpuh, dan memetik buah-buahan tersebut, kemudian mereka memakannya.
Ruh dan jasad bekerja sama untuk berbuat maksiat kepada Allah swt, maka keduanya layak mendapat siksa."
( Sayyidina Salman Al-Farisi )
“Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemuliaan dan orang yang suka dendam, akan mati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan adalah merupakan martabat yang tinggi.” ( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )
“Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu, maka lidah akan berperan sebagai pemberi kabar cabangnya.”
( Imam Syafi’i )
"Doa' kalian tidak terkabul karena hati kalian telah mati, dan penyebab matinya hati kalian adalah sepuluh Hal : 1. Kalian mengenal Allah swt, tetapi tidak memenuhi hak-haknya.
2. Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah saw, tetapi tidak mengikuti sunah-sunahnya.
3. Kalian membaca Al-Qur'an , tetapi tidak mengamalkan isinya.
4. Kalian menikmati berbagai karunia Allah swt, tetapi tidak bersyukur kepadanya.
5. Kalian nyatakan setan sebagai musuh, tetapi tidak menentangnya.
6. Kalian nyatakan surga itu benar-benar ada, tetapi tidak beramal untuk memperolehnya.
7. Kalian nyatakan neraka itu ada, tetapi tidak berusaha untuk menghindarinya.
8. Kalian nyatakan kematian itu pasti datang, tetapi tidak bersiap-siap untuk menyambutnya.
9. Sejak bangun tidur kalian sibuk meneliti dan memperbincangkan aib ( keburukan ) orang lain dan melupakan aib ( keburukan ) kalian sendiri.
10. Kalian kuburkan mereka yang meninggal di antara kalian, tetapi tidak pernah memetik pelajaran darinya.
( Syekh Ibrahim bin Adham )
“Sedikit amal dari hati menyamai amal seluruh manusia dan jin.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )
“Hendaknya kalian senantiasa menghadirkan hati kalian kepada Allah SWT dan hendaknya kalian bertawakal kepadanya sepenuh hati, sebab Allah SWT mengetahui di manapun kalian berada.”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )
"Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?
Kamu gunakan masa sehatmu untuk bermaksiat kepada Allah swt, maka nilaimu adalah seperti burung pemakan bangkai yang terbang berkeliling mencari bangkai, dimana pun ia dapatkan, maka ia segera mendarat.
Jadilah seperti tawon, kecil tetapi memiliki cita-cita yang mulia. Ia hisap wewangian dan ia produksi madu yang enak.
Engkau sudah terlalu lama bergelimang kemaksiatan, kini terjunlah ke dalam hal-hal yang dicintai Allah 'Azza wa Jalla.
Telah kujelaskan hakikat permasahan ini kepadamu, tetapi orang yang lalai tidak akan sadar meskipun memperoleh berbagai rencana. Sebab wanita yang kurang waras akalnya ketika putranya mati, ia justru tertawa. Begitu pula dirimu, engkau tinggalkan shalat malam, puasa sunah dan berbagai amal shaleh lain yang dapat kau kerjakan dengan seluruh anggota tubuhmu, tetapi tidak sedikitpun engkau merasa sakit. Kelalaian telah membunuh hatimu. Orang hidup akan merasa sakit ketika tertusuk jarum, akan tetapi, sesosok mayat tidak akan merasa sakit meskipun tubuhnya di potong-potong dengan sebilah pedang. Saat ini hatimu sedang mati, karena itu duduklah di majelis yang penuh hikmah,sebab, di dalamnya terdapat hembusan karunia dari surga. Hembusan karunia itu dapat kamu temukan di rumahmu, di perjalananmu. Jangan tinggalkan majelis hikmah ( majelis ilmu ), andaikata dirimu masih melakukan banyak maksiat, jangan berkata : Apa manfaatnya aku datang ke majelis ilmu, sedangkan aku senantiasa bermaksiat dan tidak mampu meninggalkannya.
Akan tetapi, lepaskan busur panahmu selalu, jika hari ini tidak tepat sasaran, bisa jadi besok tepat sasaran."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )
"Jika ingin membersihkan air maka akan kau singkirkan segala hal yang dapat mengotorinya. Anggota tubuhmu ini seperti selokan-selokan yang bermuara ke hati. Karena itu jangan kau alirkan kotoran ke dalam hatimu, seperti pergunjingan, pengadu dombaan, ucapan yang buruk, pandangan yang haram dan lain sebagainya. Hati akan bercahaya dengan memakan makanan halal, berdzikir, membaca Al-Qur'an dan menjaga mata dari pandangan yang tidak mendatangkan pahala, pandangan yang kurang disukai agama dan pandangan yang haram. Jangan biarkan matamu memandang sesuatu, kecuali jika pandangan itu menambah ilmu dan hikmahmu."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )
“Jika seorang hamba memedulikan penyakit hati seperti penyakit badan, niscaya mereka akan mendapatkan tabib di hadapan mereka. Tetapi, sedikit sekali yang membahas masalah ini, karena mereka telah dikuasai nafsu dan akal.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )
“Hati yang bersih siap menerima karunia-karunia Allah swt. Sedang hati yang kotor tidak dapat menampung karunia Allah swt.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Hati manusia seperti Baitul Ma’mur. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang thawaf mengelilinginya hingga hari kiamat. Dalam 24 jam hati 70.000 bisikan dan setiap bisikan dipegang oleh seorang malaikat.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
"Ketahuilah bahwa Allah swt akan memberikan kepada hambanya segala apa yang dipanjatkan sesuai dengan niatnya. Menurut saya Allah swt niscaya akan mendatangkan segala nikmat-Nya di muka dunia, dengan cara terlebih dahulu Dia titipkan di dalam hati hamba-Nya yang berhati bersih. Untuk itu kemudian dibagi-bagikan kepada hamba-Nya yang lain. Amal seorang hamba tidak akan naik dan diterima Allah swt kecuali dari hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku, seorang hamba belum dikatakan sebagai hamba Allah swt yang sejati jika belum membersihkan hatinya!“
( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )
"Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, hati yang ada di dalam ini ( sambil menunjuk ke dada beliau ) seperti rumah, jika dihuni oleh orang yang pandai merawatnya dengan baik, maka akan nampak nyaman dan hidup; namun jika tidak dihuni atau dihuni oleh orang yang tidak dapat merawatnya, maka rumah itu akan rusak dan tak terawat. Dzikir dan ketaatan kepada Allah swt merupakan penghuni hati, sedangkan kelalaian dan maksiat adalah perusak hati.“
( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )
Rabu, 11 Desember 2013
Suluknya seorang salik
@ 99 LANGKAH
MENUJU KESEMPURNAAN IMAN @
01.
Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar
apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal
apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas
dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan
membiarkan hati larut dalam kesedihan; 06. Jangan
menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan
putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan
usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan
hasad dan iri atas kesuksessan orang;
10. Jangan
sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan
terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan
hancur karena kezaliman;
14. Jangan
goyah karena fitnah;
15. Jangan
berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan
campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan
sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan
usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan
sakiti anak yatim;
20. Jauhkan
diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan
membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak
berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan
shalat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan
shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan
shalat malam;
26. Perbanyak
dzikir dan do’a kepada Allah;
27. Lakukan
puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi
dan santuni fakir miskin;
29. Jangan
ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan
marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah
seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32.
Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33.
Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi
janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila
karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan
mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan
percaya ramalan manusia;
37. Jangan
terlampau takut miskin;
38.
Hormatilah setiap orang;
39. Jangan
terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan
sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan
istighfar dan taubat kepada Allah;
43. Janganlah selalu berburuk sangka terhadap siapapun walaupun melihat
dengan mata kepala
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak
silaturrahim;
46. Tutup
aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah
secukupnya;
48.
Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai
waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan
diri dari penyakit-penyakit bathin;
52. Sediakan
waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah
secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54.
Hormatilah kepada guru dan ulama;
55.
Sering-sering bershalawat kepada nabi;
56. Cintai
keluarga Nabi saw;
57. Jangan
terlalu banyak hutang;
58. Jangan
terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat
akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan
dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan
diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang
tidak berguna;
61. Bergaul
lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering
bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan
ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan
orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan
dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan
dengan kejahatan lagi;
66. Jangan
membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan
benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan
beban orang lain dan tolonglah mereka yang
mendapatkan kesulitan.
70. Jangan
melukai hati orang lain;
71. Jangan
membiasakan berkata dusta;
72.
Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan
kerugian;
73. Jagalah
amanah dengan penuh tanggung jawab;
74.
Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan
kesungguhan;
75. Hormati
orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan
membuka aib orang lain;
77. Lihatlah
orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang
yang lebih berprestasi dari kita; 78. Ambilah
pelajaran dari
pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan
waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan
sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah
manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa
dan negara;
82. Kenali
kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan
membuat orang lain menderita dan sengsara;
84.
Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai
prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan
habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah
dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan
tidak menyenangkan.
88. Sediakan
waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-
norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan
berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental
kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah
nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91.
Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-
pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan
berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain
terganggu dan jangan berkata sesuatu yang
dapat menyebabkan
orang lain terhina;
93. Jangan
cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut
teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan
menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah
huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban
dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan
memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar
kemampuan diri;
97.
Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan.
Jangan lari dari kenyataan ;
98. Yakinlah
bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan
setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;
99. Jangan
sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya
dengan memiskinkan orang “Sebarkanlah walau satu ayat pun”
(Sabda Rasulullah SAW) “Nescaya Allah memperbaiki bagimu
amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu.
Dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka
sesungguhnya
ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Surah
Al-Ahzab:71)
Langganan:
Postingan (Atom)